Rabu, 22 Agustus 2018

Sangat Menyedihkan Saaat S2 Pengangguran

style='display:block; text-align:center;'/>
Apakah Anda lulusan S2? Dan Apakah Anda pengangguran saat ini? Haha… Saya pun agak was-was karena sebentar lagi mungkin saya juga akan bertitel S2 pengangguran selain sematan formal gelar master yang diberikan.

Saya pribadi saat ini sebenarnya sudah bekerja. Bahkan saat menjalani S2 inipun saya masih bekerja freelance. Tapi tentu saja, ada harapan besar bahwa setelah menghabiskan banyak dana dan waktu di tempat kuliah, saya bisa menghasilkan uang yang lebih besar. Tak usah munafik lah. Siapa yang tak hidup dengan uang di zaman ini?

Menjadi seorang lulusan S2 dan menganggur sendiri sebetulnya bukan fenomena yang aneh. Beberapa hari yang lalu, saya membaca bahwa di Australia, kebanyakan pekerjaan yang tersedia adalah pekerjaan untuk lulusan SMA. Padahal, sebagian besar anak muda di sana sudah lulus kuliah sarjana S1. Nah, lho… kalau yang lulus kuliah ini tak mau ambil pekerjaan lulusan SMA tersebut, tentu penganggurannya akan membludak.

s2 pengangguran

Bagaimana dengan membuka usaha sendiri? Haha… ini sih enak diucapkan, sulit direalisasikan. Gini lho ya. Secara kasar saja, tidak mungkin semua orang bisa berwira-usaha. Kalaupun ada yang sukses, itu artinya akan ada orang lain yang bangkrut. Ini sudah hukum ekonomi kapitalisme yang paling dasar.

Nah, kembali pada topik S2 pengangguran, saya pribadi melihat kenapa seorang bergelar master bisa mengalami ini, umumnya terjadi karena beberapa hal yang kerap disepelekan.

Penyebab dan Alasan S2 Pengangguran

Tak Punya Jiwa Bekerja, Pengalaman Kerja Nol!

Saat ini, sering saya melihat anak-anak sarjana S1 yang tanpa jeda apapun langsung mendaftar S2. Mereka biasanya tidak mengandalkan beasiswa karena orangtuanya sudah kaya. Soal kemauan belajar pun mungkin lumayan. Tapi mereka bukan tipe mahasiswa yang rajin belajar. Mereka cuma ambil S2 karena orangtuanya kaya, atau karena mereka malas kerja dengan gaji rendah dan beban tinggi.

Kalau saya ibaratkan, mereka ini bagai anak yang membiasakan diri hidup dalam lindugan orangtuanya. Mereka tak kenal realita dunia kerja yang kejam. Kalau orangtuanya punya bisnis sih tak mengapa, tapi bagaimana bila tidak? Sudah begitu, banyak juga yang menganggap bahwa setelah S2, maka semuanya akan lebih baik. Kacau kan?

Terlalu Berorientasi untuk Belajar

Penyebab lain yang sering saya temukan pada fenomena S2 pengangguran adalah mindset berorientasi belajar. Tak bisa dipungkiri, dunia kampus memang lebih menyenangkan dibanding dunia kerja. Belajar pun bisa dianggap lebih enak dibanding bekerja. Tapi hal ini jelas berbahaya. Sebab yang bersangkutan akan mudah menyerah di dunia kerja yang penuh gempuran.

Kurang Pergaulan

Koneksi itu penting lho, dan jangan anggap ini hal yang negatif. Koneksi kan juga bukan sekedar soal “KKN”, tapi soal info peluang kerja. Jadi kalau Anda tak mau bertitel S2 pengangguran, ya perbanyaklah koneksi Anda.

Jurusan yang Minim Peluang Kerja

Banyak orang yang mengambil jurusan tanpa memperhatikan peluang kerjanya. Memang ini persoalan pribadi.Tapi jadi repot juga kan kalau setelah lulus bingung cari kerja?

Jurusan Terlalu Banyak

Selain alasan di atas, ada juga yang masuk jurusan yang lulusannya berceceran di mana-mana. Haha… akibatnya, yang bersangkutan juga pasti akan sulit mendapat kerja.

Antipati Pekerjaan Non S2

Terakhir, inilah yang menurut saya membuat banyak orang dengan status S2 pengangguran bermunculan. Tak bisa dipungkiri, jumlah peluang kerja untuk SMA dan S1 jauh lebih banyak. Nah, kalau yang S2 tak mau ambil itu, tentu ia akan mengalami masa menganggur tanpa kerja yang lama.
Nah itu beberapa pendapat pribadi saya. Tapi iseng-iseng berselancar dengan kata kunci educated jobless, saya ketemu penjelasan di Wikipedia dengan judul graduated unemployment. Ha! Jadi ini memang fenomena yang sudah sangat jamak dan diteliti orang. Kalau boleh saya ringkas, menurut laman Wikipedia itu, penyebab pengangguran biasanya karena:

1.    Ekspektasi yang berbeda antara jurusan dan level yang diambil dengan kebutuhan pasar
2.    Tingginya kompetisi akibat kedatangan lulusan-lulusan dari luar negeri
3.    Kondisi ekonomi yang di zaman milenial ini memang memburuk (ini sudah diteliti, dan memang terbukti bahwa sarjana hingga master saat ini lebih susah mendapat kerja dibanding generasi yang lalu).

Poin ketiga ini menarik. Jadi kalau poin ketiga ini benar, maka alasan-alasan yang saya tulis di atas banyak yang gugur. Sebab, kenyataannya memang kondisi ekonomi memburuk di era milenial. Mau serajin apapun, tetap akan susah mendapat banyak kerja. Dan karena itulah, fenomena S2 pengangguran, S1 susah dapat kerja ini akan terus terjadi dan mungkin jadi hal yang sangat biasa di kehidupan kita mendatang. Lebih detilnya, bisa dilihat pada contoh data di bawah ini.


perbandingan milenial vs generasi sebelumnya

Laman Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Graduate_unemployment

0 komentar:

Posting Komentar