style='display:block; text-align:center;'/>
Apa ada pengaruh penampilan dalam penerimaan kerja? Jawabannya, menurut saya jelas ada. Tapi yang harus kita pikirkan adalah, “apakah kita mau dipilih berdasarkan penampilan? Apa penampilan tersebut ada kaitannya dengan job desk nantinya?”
Pertama, sebaik-baiknya profesionalitas orang, saya yakin dia punya sedikit bias. Di Indonesia sendiri saya yakin bias-bias terkait penampilan itu pasti ada. Apalagi di perusahaan yang belum begitu besar dengan sistem SDM atau HRD yang tak terbangun dengan baik. Tapi seberapa besarkah efek penampilan pada diterima atau tidaknya kita?
Untuk pekerjaan seperti Customer Service dan Teller Bank, sudah pasti dan memang wajar penampilan ada pengaruhnya. Jadi untuk pekerjaan seperti ini, kita lewati saja. Yang dibahas adalah pekerjaan lainnya yang tidak secara rinci membahas masalah penampilan.
Seperti saya sebutkan di atas, kecuali untuk kasus spesial, saya masih beranggapan bahwa efek penampilan itu ada tapi tak begitu besar. Pengalaman saya melihat HRD di perusahaan tempat kerja saya yang bukan HRD asli (karena perusahaan saya masih kecil), yang dicari adalah orang yang punya potensi menguntungkan perusahaan. Misalnya saja, dia mau digaji sesuai standar perusahaan atau bahkan lebih rendah, dan punya kualifikasi yang baik untuk menjalankan beban kerja atau job desk yang diberikan. Nah, kecuali Anda dandan dengan sangat buruk, rasanya Anda tak akan gagal hanya karena masalah penampilan. Apalagi penampilan bawaan yang tak bisa diubah. Misalnya saja (maaf), gigi yang agak maju, hidung pesek (seperti saya ini :p ), sampai jidat jenong. Insyaallah yang begitu tak akan jadi kendala. Tapi kalau soal pakaian dan kerapiannya, wow, jangan main-main!
Pakaian: Pengaruh Penampilan dalam Penerimaan Kerja
Pakaian yang kita pakai, sepatu yang kita gunakan, dan segala pernak-pernik lainnya bisa digunakan untuk menilai “siapa” diri kita. Apakah kita orangnya berantakan, rapi, cermat, atau bahkan rajin atau malas. Hal-hal begitu akan terlihat pada diri kita termasuk penampilan yang kita tampilkan. HRD pun biasanya sudah punya ketajaman dalam menilai diri kita berdasarkan tampilan ini. Bila Anda hendak melamar sebagai programmer, rasanya penampilan necis rapi jali tak perlu begitu diperhatikan. Tapi kalau Anda melamar kerja sebagai admin, ya tentu dong Anda harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menunjukkan bahwa Anda:
- Cermat
- Rapi
- Bersih
- Telaten
- Rajin
Kriteria seperti di atas memang dibutuhkan untuk menjadi admin yang baik. Jadi menurut saya, fleksibel saja sesuai pekerjaan yang Anda lamar.
Apakah Mau Kita Dinilai dari Penampilan Saja?
Saya mau sedikit berbagi kisah soal masalah pengaruh penampilan dalam penerimaan kerja ini. Ada teman saya yang pernah cerita bahwa dirinya sebenarnya kalah kualitas dibanding kompetitornya untuk melamar sebagai penulis artikel di sebuah perusahaan. Eh, tapi entah kenapa dia lebih diterima. FYI, teman saya ini cantik dan memang punya penampilan sangat menarik.
Tak tahunya, HRD (yang kebetulan mas-mas masih lajang) sepertinya menyukainya. Selama dia kerja, dia banyak diajak ngobrol dan diberikan perhatian yang berlebihan. Well, ini bukan sesuatu yang “menyeramkan” sih. Toh si mas HRD cuma PDKT saja. Tapi ya teman saya jadi tak nyaman. Sering juga dia digoda rekan kerjanya diterima di situ karena yang merekrutnya menyukai dirinya. Haha… Untungnya, akhirnya si mas HRD menyerah setelah tidak ditanggapi teman saya.
Nah, kisah seperti itu rasanya masih dalam batas wajar, ya kan? Tapi hati-hati lho. Bisa saja kita malah akan merasa tak nyaman setelah bekerja kalau hanya dilihat dari penampilan saja. Karena skenario yang lebih buruk bisa saja ada.
0 komentar:
Posting Komentar