Minggu, 28 Oktober 2018

Tahukah Kamu Menganggur itu (Kadang) Perlu

style='display:block; text-align:center;'/>
Yakinkah Anda dengan apa yang Anda jalani saat ini? Anda bekerja 8 jam sehari dan terus begitu sampai akan meninggal. Di sini, saya ingin katakan pada Anda: mengaggurlah. Terkadang menganggur itu perlu. Jangan takut dan ambillah resiko selagi Anda bisa memperbaiki kerusakan yang bisa diakibatkan resiko itu. Kalau Anda masih muda, tak ada salahnya berdiam diri sejenak, menjadi pengangguran, dan memutuskan dengan jernih apa yang akan Anda lakukan di kemudian hari.

Kenapa harus menganggur? Toh kita juga bisa berpikir tentang masa depan sembari bekerja?

Benar. Tidak ada yang salah dari pertanyaan di atas. Pertanyaan di atas hanya sedikit salah mengenai bagaimana psikologi manusia bekerja. 

Saat kita masih terikat pada pekerjaan, mau tak mau cara berpikir kita akan terikat dengan kegiatan harian tersebut. Pilihan kita untk keluar –misalnya- dihantui ketakutan tak akan mendapat pekerjaan yang sama. Kita dibayangi akan kekhawatiran bahwa bila kita berani ambil resiko, kita akan jatuh.

Padahal, tidak ada yang salah dengan mengambil resiko. Kalaupun kita jatuh saat menantang resiko tersebut, that’s life. Demikianlah hidup, dan nikmati saja daripada kita menjadi robot yang setiap hari bekerja tanpa berpikir.

Menganggur itu (Kadang) Perlu


Saat kita memutuskan menganggur atau keluar dari pekerjaan untuk sejenak merenung, banyak hal bisa kita pertimbangkan:

Apakah cita-cita kita sudah tercapai?

Manusia butuh uang untuk hidup. Hal itu tak diragukan lagi kebenarannya dalam sistem kapitalis yang bekerja saat ini. Tapi kita bukan cuma mesin penghasil uang lalu menggunakan uang itu untuk makan. Hidup cuma sekali, kawan. Berjuang meraih apa yang kita cita-citakan bukanlah dosa dan bukan sesuatu untuk ditertawakan. Lihat sekitar Anda: ada berapa banyak orang yang bisa meraih ini? Sedikit, bukan? Sekarang buka buku atau majalah yang Anda sukai. Mereka yang terpampang dalam buku biasanya adalah orang yang berani hidup dengan cara yang sejati. Bukan hidup sekedar lahir, sekolah, berkeluarga, beranak, lalu mati.

Apakah begini hidup yang diinginkan?

Hidup dengan bekerja 8 jam sehari: apakah ini yang ingin Anda lakukan? Reviewlah dari jiwa yang paling dalam. Menjadi buruh atau karyawan bukan sesuatu yang memalukan. Pekerjaan ini bagaimanapun juga sangat vital meski pengorbanannya sering direndahkan para wirausahawan. Tapi kalau dengan cara ini kita tersiksa, kenapa kita terus melakukannya?

cita-cita hidup

Bagaimana dengan keluarga?

Bagaimana dengan keluarga? Apakah Anda demikian sibuk mengejar karir sampai lupa pada keluarga? Waktu kita tidak banyak… kalau kita mencintai mereka mulailah dari detik ini sekarang juga.

Tidakkah kita ingin belajar lagi?

Renungkan ini juga selagi Anda menganggur: apa Anda ingin sekolah atau kuliah lagi? Banyak yang melupakan keinginan belajar setelah bekerja dan berusaha. Tapi kenapa harus “lupa?” Andrea Hirata harus bekerja dulu sebagai staf kantor pos sebelum akhirnya mendapat beasiswa ke Prancis.

Tidakkah kita ingin berwirausaha?

Saat kita sedang menjadi karwayan, keinginan wirausaha pasti ada. Tapi seringkali keinginan itu tertekan oleh ketakutan tidak bisa mendapat kepastian penghasilan. Cobalah buka pikiran Anda dan jangan ragu bila Anda ingin mengambil jalan ini.

Note: saya tidak serta merta menganjurkan Anda untuk menganggur. Saya hanya berkata menjadi pengangguran itu kadang amat diperlukan sebagai fase istirahat untuk dengan jernih melihat apa yang telah kita lakukan dan menentukan masa depan agar kehidupan menjadi lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar