Selasa, 17 Oktober 2017

Resign atau Berhenti Kerja: Memilih Alasan Sampai Persiapan Yang Tepat

style='display:block; text-align:center;'/>
Resign atau berhenti kerja adalah salah satu langkah besar yang diambil seseorang. Apalagi bila keputusan tersebut diambil sebelum yang bersangkutan mendapatkan pekerjaan lain. Beragam spekulasi pun harus dinikmati sehingga tak jarang kita harus menelan resiko terpahit. Dari sini sebenarnya bisa kita ambil sedikit pelajaran: saat ingin berhenti dari pekerjaan, pastikanlah bahwa alasan yang Anda ajukan rasional.
Pemastian bahwa alasan yang Anda miliki merupakan hasil pertimbangan rasional bukan hanya penting untuk bahan pembicaraan ketika Anda pamit. Alasan yang benar ini justru memiliki manfaat luar biasa untuk Anda sendiri. Dari pengalaman yang pernah saya lalui, kita tak boleh gegabah berhenti bekerja karena faktor-faktor yang sifatnya irrasional.
Silahkan simak beberapa alasan dan konsekuensinya di bawah ini.
Resign aka Berhenti Kerja

Alasan dan Konsekuensi Resign atau Berhenti Kerja

Pilih yang Pasti untuk Alasan yang Tak Pasti

Saran saya, jangan berhenti kerja untuk tawaran kerja yang sifatnya sudah pasti. Memang betul terkadang tawaran yang datang tampak sangat menggiurkan. Tapi kalau tawaran yang menggiurkan itu tidak jelas, lebih baik telan ludah Anda untuk menyesal tidak mengambilnya… daripada Anda menelan ludah tidak mendapat pekerjaan sama sekali karena gegabah berhenti dari kerjaan lama?!

Jangan Berhenti Kerja karena Masalah Pertemanan yang Sepele

Jangan saklek dan kaku. Sering saya melihat ada saran untuk tidak berhenti dari pekerjaan bila alsannya karena masalah pertemanan. Kalau menurut saya sih, Anda cermati dulu sedalam apakah persoalan yang Anda alami itu. Kalau cuma sepele, jangan langsung cabut dari kerjaan. Tapi kalau sudah sulit sekali diselesaikan, segera cari pekerjaan lain sembari siap-siap keluar. Ingat, kita menghabiskan banyak sekali waktu di tempat kerja. Bila kita tidak bisa enjoy karena persoalan yang amat sulit diselesaikan, lebih baik cari tempat lainnya. Dan saat kita di tempat baru tersebut, pastikan Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama sehingga bermusuhan dengan rekan kerja lain.

Gaji dan Beban Kerja 

Teman saya bekerja di bank dengan gaji 3 juta di posisi Customer Service. Saya kerja di rumah menjadi penulis artikel dengan gaji 2 juta rupiah. Kelihatannya besar yang 3 juta kan? Eits… jangan salah. Biarpun gaji teman saya lebih tinggi, tapi ia harus menguranginya untuk transport, make up, dan segala macam. Sedangkan modal saya hanyalah listrik untuk menyalakan komputer serta pulsa modem sekitar 150 ribu per bulan. Kalau memang yang dicari hanya profit, posisi saya jadi lebih menguntungkan. Dan untuk alasan itu, saya tidak akan menukarnya dengan posisi seperti teman saya yang beban kerjanya luar biasa. Tapi kalau soal lain, tentu pembahasannya lain lagi.

Selengkapnya soal pembahasan berhenti kerja, akan saya bikin di tulisan tersendiri. Tapi sekiranya 3 alasan itu cukup mewakili bahwa kita tidak boleh sembarangan mengambil keputusan tersebut.

Sedikit Tips Persiapan Berhenti Kerja

Untuk mempersiapkan pamit Anda sendiri, coba siapkan beberapa hal di bawah ini:
  1. Surat pengunduran diri 
  2. Surat keterangan bekerja
  3. Surat rekomendasi (kalau Anda merasa butuh)
  4. Mental untuk pamit
  5. Tabungan untuk jaga-jaga
Alasan keempat yakni mental untuk pamit adalah salah satu yang sering disepelekan tetapi justru demikian penting. Tak jarang lho, ada karyawan yang tidak jadi berhenti kerja karena merasa kasihan atau sedih berpisah dengan kawan-kawan lamanya.
Well, hal itu jelas bisa merugikan kita kalau kita sudah punya planning ke depannya kan?

0 komentar:

Posting Komentar