style='display:block; text-align:center;'/>
Sebagai karyawan, apa yang Anda pikirkan ketika bos Anda mengatakan bahwa bekerja adalah ibadah? Jujur, saya tak suka. Mengapa? Sebab saya bukan orang yang naif.
Saya tidak menolak konsep kerja sebagai ibadah lho ya. Jangan salah. Saya hanya tak suka ketika slogan itu digunakan oleh si bos untuk memaksa karyawannya lebih giat tapi tak memberikan imbalan yang sesuai. Dan ini pernah saya alami sendiri. Pengalaman inipun saya yakin banyak dialami karyawan Indonesia lainnya.
Ketika si Bos Mengatakan Bekerja adalah Ibadah
Waktu itu, saya bekerja di sebuah perusahaan X. Perusahaan ini masih belum besar meski prospeknya menjanjikan. Nah, kebetulan juga, perusahaan tempat saya bekerja ini memiliki manajemen keuangan sangat payah. Bos bisa ambil seenaknya uang perusahaan untuk kebutuhan pribadi. Misalnya untuk reparasi rumahnya, service mobil, makan-makan dengan temannya, hingga membelikan temannya kado ulang tahun.
Di sini, beberapa dari Anda mungkin akan bertanya, “lho, bukannya bos boleh melakukan itu ya?” Jawabannya tidak. Perusahaan bisa beroperasi juga karena pekerja, bukan sekedar modal dari si bos. Rugi perusahaan juga ditanggung pekerja. Ambruknya perusahaan juga akan membuat pekerja menderita. Contoh, kalau perusahaan rugi, karyawan bisa dipecat bahkan mengalami PHK massal. Jadi konsep yang mengatakan bahwa yang rugi cuma bos-nya itu keliru sangat besar. Yang ada, bos dan karyawan sama-sama rugi bila perusahaan ambruk, tapi ketika ada untung, yang bahagia cuma pimpinan.
Di perusahaan tempat saya bekerja, kondisinya bahkan lebih parah karena intensif yang diberikan ke karyawan itu sangat kecil dibanding profit yang dihasilkan. Banyak yang banting tulang, tapi gajinya rendah. Teman saya pernah harus ke luar kota tapi biaya perjalanan yang ditanggung hanya bisa untuk naik bus murahan. Padahal, deal yang dicapai bisa sangat besar. Jadi ketika bos saya mengatakan “bekerja adalah ibadah” itu saya ingin tertawa terbahak-bahak. Lho iya kan? Apa yang dimaksud dengan ibadah itu termasuk bekerja supaya bos bisa membelikan kado ulang tahun temannya lewat uang perusahaan secara cuma-cuma?
Apa Esensinya?
Sekali lagi, saya tak menolak konsep kerja sebagai ibadah. Namun saya punya makna tersendiri mengenai kalimat itu.
Bekerja adalah ibadah adalah ketika:
- Kerja kita diberikan untuk menafkahi keluarga dan membahagiakan orang yang kita sayang
- Kerja kita bermanfaat bagi orang lain, bukan malah memberikan keburukan dan tipuan
- Kerja kita legal dan tidak menyebabkan kerugian bagi masyarakat secara umum
Di sinilah saya bisa memaknai kerja sebagai aktivitas beribadah. Bekerja supaya orangtua bangga itu ibadah sangat besar… Tapi bekerja untuk perusahaan yang bos-nya tidak tahu diri itu sama sekali bukan ibadah. Itu cuma aktivitas mencari uang. Bagaimana menurut Anda?
0 komentar:
Posting Komentar