Apakah Menurunkan Gengsi Penyebab Status Menganggur?
Orang menganggur itu macam-macam alasannya. Di antaranya adalah gengsi yang tinggi. Membicarakan soal fenomena gengsi penyebab status menganggur ini sebenarnya rumit juga. Sebab, kita tak bisa menggeneralisir satu kasus dengan kasus yang lain. Haha… bercanda. Kok jadi serius amat? Tapi sebenarnya beneran lho, masalah gengsi ini tak bisa dipukul rata. Lupakan sejenak deh teori-teori dari para motivator dan sejenisnya. Masalahnya, kita tak tahu masa depan itu seperti apa.
Satu contoh dulu teman saya. Ia merupakan lulusan universitas negeri dari jurusan favorit. Tapi setelah wisuda, ia harus menunggu sampai 4 tahun sebelum mendapatkan pekerjaan utama. Luar biasa kan? Alasannya sebenarnya mudah kompleks. Salah satunya, meski ia dari universitas negeri dengan jurusan favorit, ia adalah anak yang sangat tertutup. Dan sangat mungkin sifatnya ini yang membuatnya sulit lolos pekerjaan yang ia harapkan. Tapi ketika ia ditawari untuk bekerja di kualifikasi yang lebih rendah… dalam kondisi kepepet pun ia tak mau.
Padahal, bisa saja ia menurunkan impiannya asal dapat kerja. Tapi ia menolaknya. Ia bersikukuh harus bekerja pada bidang yang disukainya dan pada perusahaan yang tak bisa dikatakan kecil.
Contoh lain dari teman saya juga. Kali ini si teman akhirnya mengambil jalan wirausaha. Teman saya ini lulusan universitas swasta yang kualitasnya buruk. Ia pun dari jurusan yang susah mencari pekerjaan. Setelah wisuda, ia kesulitan mendapat pekerjaan sesuai yang diinginkan. Tapi ia tidak ngotot.
Ia menjajal berbagai pekerjaan mulai dari bekerja di restoran sampai di toko baju. Akhirnya setelah 8 bulan tak kunjung mendapat posisi harapannya, ia keluar dari dunia jobseeker. Yang dilakukannya kemudian ialah membuka usaha sendiri. Usahanya itu pun tak bisa dikatakan “mentereng”. Ia bisa dibilang berjualan keliling di tempat tinggal kami. Tapi, apa yang dilakukannya menghasilkan gaji sangat lumayan tiap bulan.
Kira-kira jalan mana yang akan Anda pilih? Saya pribadi bisa mengatakan bahwa teman saya yang pertama punya masalah gengsi penyebab status menganggur yang ia “derita” selama 4 tahun. Sedangkan teman kedua saya, peduli setan dengan gengsi. Yang penting bagi dia, adalah ada uang yang mengalir tiap bulan dengan jumlah mencukupi.
Well, saya sih tidak mengatakan teman saya yang pertama itu salah. Toh, sekarang ia makmur saja di posisinya di perusahaan ternama. Pada akhirnya, setelah 4 tahun berkelana, ia mendapat apa yang diinginkannya. Meski rasanya sangat lama, tapi ia konsisten. Bayangkan, 4 tahun! Saya sendiri kalau harus menunggu 4 tahun tanpa pekerjaan, rasanya saya memilih mundur teratur dan ambil pekerjaan yang ada… haha!
Jadi pada akhirnya kembali ke pribadi masing-masing. Saya tak bisa serta merta menyarankan “Turunkan gengsi penyebab status menganggur kamu itu!” meski saya memilih demikian.
Bagaimana dengan Anda?