style='display:block; text-align:center;'/>
Gaji guru honorer memang mengenaskan. Siapapun yang waras dan benar-benar hidup di Indonesia pasti mengetahui ini. Jadi saat Anda bertemu dengan seorang guru hr (honorer) lalu Anda tanya “apa pekerjaannya?”, kemungkinan dia akan menjawab dengan salah satu dari jawaban ini: “Berjuang” vs “Mengabdi”.
Berjuang artinya ybs sedang ingin mewujudkan cita-citanya menjadi guru status PNS lewat jalan honorer. Apakah ini salah? Ya jelas tidak. Orang boleh melecehkan mentalnya yang ingin jadi PNS, tapi toh ia menempuh jalur mengajar yang punya kontribusi besar pada negara.
Sedangkan “Mengabdi” lebih mengacu pada fakta rendahnya gaji yang diterima. Sehingga mereka enggan mengatakan bahwa mereka “berprofesi”. Istilah mengabdi nyatanya memang lebih masuk akal dengan upah per bulan yang demikian minim.
Lantas berapa gaji guru honorer ini?
Guru Honorer Negeri
Gaji guru hr negeri sangat rendah. Biasanya Anda akan mendapat 150 ribu sampai maksimal 500 ribu dalam sebulan. Ini mengikuti standar Yogyakarta dan Jawa Tengah. Teman saya yang di Tangerang mendapat sekitar Rp. 2.000.000,- setiap bulan dengan mengajar di 2 sekolah. Angka tersebut memang tinggi buat yang ada di Jogja. Tapi bagi yang tinggal di Tangerang, tentu jumlah dua juta tersebut masih kurang.
Di luar Jawa, kondisinya bahkan lebih mengenaskan. Teman saya dari Sulawesi yang mengajar di sekolah terpencil di sana, harus rela digaji hanya 5 ribu untuk tiap jam pelajaran. Ia mau ambil pekerjaan itu semata-mata karena memang punya minat mengajar di sekolah tertinggal dan kebetulan secara finansial orangtuanya cukup berada. Jadi dia tak punya beban bernama uang.
Gaji Guru Honorer Swasta
Secara umum, gaji guru hr di sekolah swasta lebih tinggi dari yang bekerja di sekolah negeri. Gaji guru di sekolah swasta berkisar mulai dari Rp. 400 ribu sampai dengan jutaan rupiah tergantung standar sekolahnya. Kalau cuma sekolah swasta standar seperti Sekolah Islam Terpadu, angka 600 ribu sampai UMR biasa didapat (tergantung daerahnya lagi sih). Sedangkan bagi yang bekerja di sekolah internasional, mendapat honor sebesar standar PNS sertifikasi ya sangat mungkin terjadi.
Apa yang Bisa Kita Simpulkan?
Ada dua yang bisa kita tarik dari kondisi rendahnya gaji guru honorer ini. Pertama, jangan menjadi guru honorer bila orientasi Anda adalah uang. Pekerjaan ini sebenarnya sama sekali tidak realistis. Kedua, kita jadi tahu betapa busuknya pemerintah Indonesia. Ketika ia membiarkan generasi penerusnya diajar dan dididik oleh manusia yang menderita secara finansial, maka masa depan bangsa ini dalam bahaya besar. Dan hasilnya sendiri sudah bisa kita lihat sekarang. Rakyat kecil dibodohi oleh anak-anak konglomerat yang mengenyam pendidikan luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar